Langsung ke konten utama

Struktur dan Organisasi Pendidikan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta karunia, dan pertolongan-NYA. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ORGANISASI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak M. Khasani, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah “Manajemen Pendidikan” yang telah memberikan bimbingan kepada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi dan partisipasinya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu kami menerima segala kritik, saran, dan masukan agar dapat menyempurnakan pembuatan makalah kami selanjutnya. Terimakasih



Pekalongan, September 2017


Penyusun 



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk organisasi. Begitu manusia dilahirkan ke dunia, ia sudah menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga Negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia.
Ketika usia sekolah, manusia menjadi anggota organisasi sekolah, anggota struktural kelas, pramuka, organisasi sekolah intra sekolah. Setelah lulus ia kuliah dan menjadi anggota organisasi di kampusnya. Jadi, manusia sejak dilahirkan tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Manusia  adalah makhluk organisasional karena sejak lahir  manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal itulah yang membuat manusia selalu ingin mengetahui, memahami dan selalu mencari tahu untuk belajar. Manusia belajar untuk diri sendiri dan untuk diajarkan ke manusia yang lainnya dengan berbagai macam cara mencari pendidikan sampai cara menyampaikannya yang diatur dalam organizing yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Organisasi dan Struktur Pendidikan
2. Sifat-Sifat Organsasi
3. Bentuk-Bentuk Organisasi
4. Prinsip-Prinsip Organisasi
5. Urgansi organisasi pendidikan

C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Organisasi dan Struktur Pendidikan
2. Untuk mengetahui Sifat-Sifat Organsasi
3. Untuk mengetahui Bentuk-Bentuk Organisasi
4. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Organisasi
5. Untuk mengutahui Urgensi Organisasi Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Organisasi dan Struktur Pendidikan
Kata organiasi berasal dari bahasa Inggris organization yang bentuk invinitifnya adalah to organise yang berasal dari kata Yunani organen yang berarti sebagian atau susunan.  Kata to organie artinya menyusun atau mengatur bagian-bagian yang berhubugan satu sama lain, yang tiap-tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri sesuai dengan kapasitasnya. Kata organisasi juga berasal dari bahasa Yunani organon dan istilah Latin organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan.  Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S Poerwadarminta mengar tikan organisasi sebagai aturan dari berbagai bagian (orang dan sebagainya) sehingga merupakan satu kesatuan yang teratur. 
Organisasi adalah bentuk setiap penggabungan manusia untuk suatu tujuan yang sama. Organisasi merupkan sistem yang sinergis atau itegral yang di dalamnya terdapat subsistem yang komponen-komponen yang relationship atau saling berhubungan erat. Setiap hubungan yang terjadi merupakan mutual understanding dan team works di antara subsistem yang ada, sehingga terdapat saling independensi yang kuat secara internal dan hubungan yang terpadu secara eksternal.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke tiga, makna dari struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan.  Manajemen struktur merupakan pengelolaan tugas-tugas yang diterima oleh setiap personalia, kepada siapa mereka bertanggungjawab, kepada siapa mereka melaporkan hasil kerjanya, dengan siapa mereka bekerja sama, dengan siapa mereka berinteraksi, terhadap siapa mereka memiliki kewenangan untuk memerintah, dan pekerjaan apa saja yang menjadi kewajiban mereka masing-masing. 
Dan pendidikan adalah usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, memengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu pengetahuan. 
Lembaga pendidikan adalah organisasi yang di dailamnya terhimpun bagian-bagian dan subbagian yang saling berhubungan.
Setiap unit kerja yang terdapat dalam lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya, jabatan pembantu dekan I berhubungan dengan tugas dan fungsi akademik, artinya berhubungan dengan dosen.

B. Sifat-Sifat Organsasi
Sifat-sifat organsasi dibagi menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
1. Organisasi Formal
Ciri-ciri organisasi yang sifatnya formal, yaitu.
a. Seluruh anggota organisasi diikat oleh suatu persyaratan formal sebagia bukti keanggotaannya.
b. Kedudukan, jabatan, dan pangkat yang terdapat dalam organisasi dibuat secara hierarkis dan piramidal  yang menunjukkan tugas, kedudukan, tanggung jawab, dan wewenang yang berbeda-beda.
c. Setiap anggota yang memiliki jabatan tertentu secara otomatis memiliki wewenang dan tanggung jawab yang membawahi jabatan anggota di bawahnya.
d. Hak dan kewajiban melekat sepenuhnya pada anggota organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab. Hak adalah segala sesuatu yang harus dterima, sedangkan kewajiban segala sesuatu yang harus dikerjakan.
e. Pelaksanaan kegiatan diatur menurut jabatannya masing-masing, tetapi setiap fungsi jabatan dengan tugasnya saling berhubungan dan melakukan kerja sama.
f. Seluruh kegiatan direncanakan secara musyawarah mufakat dengan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
g. Hubugan kerja sama dilakukan menurut tingkat jabtan struktural yang jelas atau kerja sama antar pejabat sesuai dengan tugas dan fungsinya agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan kegiatan lembaga.
h. Adanya anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang merupakan sistem kinerja organisasi.
2. Organisasi Informal
Sifat organisasi informal melekat pada organisasi formal, artinya secara substansial tidak ada perbedaan. Yang membedakan hanya dalam status organisasi daam cakupan wewenang pemerintah dalam izin operasional suatu organisasi. Tidak ada sekolah formal jika tidak berdampigan dengan organisasi informal, yaitu lingkungan masyarakat, komunitas masyarakat, yang merupakan konsumen pendidikan formal.
Ciri khusus dari organisasi informal adalah tidak adanya kontak di antara anggota yang diatur oleh anggaran dasar atau aggaran rumah tangga. Kontak terjadi tanpa ada aturan formal. Sebagaimana komunitas masyarakat yang tinggal di lingkungan atau wilayah tertentu dapat dikatakan sebagai organisasi informal, kontak yang terjadi merupakan interaksi mekanis yang secara alami merupakan bagian dari kebutuhan individu masing-masing, tanpa harus dikomando atau diatur oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Dalam organisasi informal hubungan antar anggota berjalan secara mekanis sehingga ketiadaan salah satu anggota tidak menjadi beban dan tidak akan mengganggu jalannya organisasi. Adapun dalam organisasi formal, jika salah seorang tidak hadir dan tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik, ketidak hadirannya akan mengganggu jalannya organisasi dan menghambat tercapainya tujuan.

C. Bentuk-Bentuk Organisasi
Organisasoi dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu sebagai berikut.
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi garis (line organization) adalah suatu bentuk organisasi yang memandang dan menerapkan sumber wewenang tunggal. Segala keputusan/ kebijaksanaan dan tanggung jawab berada pada satu tangan, yaitu berada pada kepala eksekutif (chief executif)
Ciri-ciri dari organisasi lini atau garis adalah:
a. Organisasinya kecil
b. Jumlah anggota sedikit
c. Pemilik merupakan pemimpin organisasi atau pemegang saham utama
d. Asas kesatuan komando dominan
e. Menerapkan  prinsip disiplin ketat
f. Sistem pengawasan yang ketat
g. Penggunan alat-alat yang sederhana
h. Produk yang dihasilkan homogen
Organisasi garis memiliki kelebihan yang sangat dominan, yaitu mudah pengelolaannya, disiplin yang kuat dan selalu berada dalam satu komandi yang berada di tangan seorang pimpinan.
Keburukan organisasi garis adalah:
a. Ketergantungan yang kuat kepada satu orang pimpinan, sehingga apabila pimpinan mengalami perihal buruk, organisasi akan buruk pula
b. Tidak ada upaya pengembangan para pegawai
c. Jenis pekerjaan yang monoton
d. Ada kecenderungan pimpinan bertindak otoriter
e. Sulit mengembangkan perusahaan, karena keahlian relatif sama
2. Organisasi Staf (Staff Organization)
Organisasi yang hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan.
3. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff)
Ciri-ciri organisasi lini dan staf adalah:
a. Pimpinan dibantu oleh staf dan ada kesatuan komando serta memiliki garis komando dari tingkat yang paling atas hingga tingkat yang paling bawah.
b. Staf mempunyai wewenang fungsional, memberikan bantuan/ advis/ petunjuk, baik berupa pikiran, tenaga kerja, prasarana yang sanggup serta mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok organisasi. Pimpinan (kepala) mempunyai wewenang komanda.
Organisasi Lini dan Staf memiliki kebaikan tersendiri, di antaranya adalah:
a. Dapat digunakan oleh organisasi yang besar
b. Seluruh staf memiliki keahlian yang pasti yang semakin mengakuratkan pengambilan keputusan
c. Kedisiplinan staf dapat dipegang teguh
d. Adanya  pengembangan karier staf sesuai dengan keahliannya
Keburukan organisasi garis dan staf adalah:
a. Banyaknya staf dengan keahliannya masing-masing menimbulkan persaingan karier yang kurang sehat
b. Solidaritas antarstaf  rendah dan hubungan yang serba formalistik
c. Efektivitas dan efisiensi kerja yang kurang terjamin
d. Koordinasi yang sukar dilakukan secara komprehensif
4. Bentuk Fungsional
Ciri penting dari organisasi fungsional adalah pimpinan yang tidak memiliki bawahan yang “jelas”. Atasan dapat melakukan instruksi kepada semua bawahan sepanjang sesuai wewenang dan tanggung jawabnya dan yang paling penting masih berada  di bawah naungan organisasi yang dimaksudkan.
5. Bentuk Panitia (Committe)
Organisasi yang bersifat sementara khusus dibentuk dalam melaksanakan kegiatan tertentu. Akan tetapi ada pula organisasi yang selamanya menggunakan bentuk kepanitiaan dengan ciri-ciri:
a. Pimpinan berbentuk kolektif
b. Terdiri atas beberapa orang
c. Pengambilan keputusan selalu berdasarkan pada musyawarah
d. Kegiatan merupakan tanggung jawab bersama
Kebaikan organisasi bentuk panita:
a. Solidaritas yang kuat antar pegawai
b. Konsolidasi wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang kuat
c. Keterpaduan informasi yang kuat yang berasal dari seluruh pegawai.
Keburukan organisasi bentuk panitia:
a. Sering terjadi pengumpulan pekerjaan di bagian tertentu
b. Adanya lepas tanggung jawab
c. Adanya saling tuding pelaksanaan tugas
d. Adanya saling tolak melakanakan tugas
e. Adanya tirani minoritas
D. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip adalah  landasan atau  pijakan yang juga sering disebut sebagai referensi utama dalam memulai peaksanaan kegiatan. Prinsip juga serig diartikan dengan kaidah dan titik tolak kegiatan yang tidak dapat diubah. Dalam berorganisasi pun harus ada prinsip agar pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Manulang prinsip-prinsip organisasi adalah seagai berikut.
1. Adanya tujuan yang jelas
Tujuan organisasi harus ditetapkan sebelum perencanaan kegiatan dirumuskan karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah pada upaya tercapainya tujuan. Tujuan merupakan arah dan pedoman perencanaan.
2. Prinsip kerja sama
Tolak ukur kesuksesan organsasi adalah adanya kerja sama di antara semua anggota organisasi, yaitu:
a. Pembagian kerja yang jelas
b. Pendelegasian wwenang, tugas dan tanggung jawab yang sistematis
c. Kesatuan komando yang jelas
d. Koordinasi yang terpadu dan integral 

D. Urgansi Organisasi Pendidikan
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pengawai tata usaha).
Demikian juga terlihat apakah di suatu sekolah dibentuk satuan tugas (unit kerja) tertentu seperti bagian UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), bagian perpustakaan, bagian kepramukaan, dan lain-lain sehingga keadaan ini tentunya akan memperlancar jalannya "roda" pendidikan di sekolah tersebut.
Dengan organisasi yang baik dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan (otoriter). S uasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis karena timbulnya partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab. Partisipasi aktif yang mendidik (pedagogis) dapat digiatkan melalui kegairahan murid sendiri yang bergerak dengan wadah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Oleh karena itu di dalam memikirkan pembentukan organisasi sekolah, maka fungsi dan peranan OSIS tidak boleh dilupakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi adalah bentuk setiap penggabungan manusia untuk suatu tujuan yang sama. Organisasi merupkan sistem yang sinergis atau itegral yang di dalamnya terdapat subsistem yang komponen-komponen yang relationship atau saling berhubungan erat. Setiap hubungan yang terjadi merupakan mutual understanding dan team works di antara subsistem yang ada, sehingga terdapat saling independensi yang kuat secara internal dan hubungan yang terpadu secara eksternal.
Sifat-sifat organusasi ada dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal.
Organisasoi dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu sebagai berikut.
1. Organisasi Garis (Line Organization)
2. Organisasi Staf (Staff Organization)
3. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff)
4. Bentuk Fungsional
5. Bentuk Panitia (Committe)
Prinsip adalah  landasan atau  pijakan yang juga sering disebut sebagai referensi utama dalam memulai peaksanaan kegiatan. Prinsip juga serig diartikan dengan kaidah dan titik tolak kegiatan yang tidak dapat diubah. Dalam berorganisasi pun harus ada prinsip agar pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita, kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat paling atas.
Dengan demikian melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa dikenal sebagai pengawai tata usaha)

B. SARAN
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatan makalah ini, baik dari segi penulisan, ejaan, pemilihan kata dan juga kalimat. Oleh karena itu kami mengharapkan adanya bentuk apresiasi dari semua pihak untuk memberikan koreksi, agar pembaca bisa lebih luas dalam memahami dan mengetahui tentang masalah struktur dan organisasi. Semoga kita semua bisa mengamalkan apa yang kita pelajari dengan baik, Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Lombantoruan, Magdalena. 1992. Ensiklopedi Ekonomi Bisnis dan Management. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Bogor: kencana.
Poerwadarminta, W.J.S..  2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Qomar, Mujamil. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
https://dediinugroho.blogspot.co.id/2017/01/makalah-struktur-organisasi-sekolah.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bahasa Indonesia Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang paling penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya. Hal yang sangat menarik dan kurang mendapatkan perhatian bahwa dalam karya satra anak sebuah karya sastra adalah wujud pengungkapan dan representasi dari dunia, pikiran, perasaan, gagasan, ide serta ekspresi dari seorang anak. Dalam hal ini penelitian tentang wujud sarana retorika yang dilakukan pada puisi–puisi anak diharapkan bukan saja untuk dapat mengetahui jenis, pemanfaatan, serta fungsi sarana retorika Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sastra anak, maka makalah ini akan menjelaskan mulai dari pengertian, sifat, jakikat sast...

Hadis Media Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat atau media mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya alat atau media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi mempermudah jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Bukan pada masa modern saja, penggunaan media atau alat bantu pembelajaran juga sudah dikenal sejak masa Rasulullah yang mana beliau adalah sosok pendidik yang agung bagi umat manusia. Jika demikian adanya maka disini pemakalah akan membahas mengenai pengertian dari media pendidikan, macam-macam media pada masa Rasulullah serta perbandingannya dengan masa sekarang, dan manfaat menggunakan media pembelajara...

KEDUDUKAN IBADAH DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk (perbuatan) yang di cintai dan di ridhai oleh Allah dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret (nyata) dan yang abstrak (tidak nyata, tersembunyi). Ibadah sangat diperlukan untuk kehidupan ini terutama untuk seorang muslim. ibadah mempunyai ruang lingkup yang sangatlah luas. Serta dibalik setiap ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah pasti mempunyai hikmah dan rahasia untuk kemaslahatan umat itu sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan kedudukan dari ibadah dalam islam ? 2. Apa dasar ibadah? 3. Apa  saja prinsip ibadah ? 4. Apa hikmah serta rahasia ibadah ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan ibadah dalam islam 2. Untuk mengetahui dasar ibadah 3. Untuk mengetahui prinsip ibadah 4. Untuk mengetahui hikmah serta rahasia ibadah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ibadah dan Kedudukannya Kata ibadah tera...