Langsung ke konten utama

Hadis Aturan dan Hukum (Hubungan Manusia dengan dirinya)

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Materi Hadits
عَنْ عَا ئِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَهُ فَقَالَ يَا  عُشْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي قَالَ لَا وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللهَ يَا عُثْمَانُ فَإِ نَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقَّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقَّ وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقَّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَضَلِّ وَنَمْ . (رواه أبو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب ما يؤمر به من القصد في الصلاة)

B.     Terjemah Hadits
Dari Aisyah r.a: “ Bahwa Nabi pernah mengutus seorang kepada usman bin madz’un melalui utusan itu beliau bertanya: “Hai usman, apakah engkau tidak menyukai sunnahku?” jawabnya: “tidak, Demi Allah hai Rosulullah, sunnah engkaulah yang saya cari”. Sabda beliau: “sesungguhnya aku tidur, aku shalat, aku berpuasa, aku berbuka dan aku menikahi wanita”.Bertakwalah kepada Allah hai usman, karena kamu punya kewajiban terhadap keluargamu, tamumu, dan punya kewajiban terhadap dirimu. Sebab itu berpuasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah.[1]

C.    Mufrodat
Cari                 : أَطْلُبُ
Tidur               : أَنَامُ
Berbuka           : وَأُفْطِرُ
Mengutus        : بَعَثَ
Keluargamu        لِاَهْلِك :
Tamumu             لِضَيْفِكَ :        
Hak/kewajiban    حَقَّأ :
Dirimu sendiri     لِنَفْسِك :
Perempuan       :             النِّسَاءَ

D.    Biografi Rowi
Aisyah nama lengkapnya adalah Aisyah Abu Bakar Abdillah bin Abu Qunafah Ustman Akair bin Amr bin Ka’ab bin Said bin Tam bin murrah bin Kaib lu’ay al-Quraisyiyah At-taimiyah Al-malikiyah. Aisyah adalah isteri Nabi saw puteri Abu Bakar Ash Sidik, ibunya bernama Ummu Ruman Amr Ibn Umaimir Al Kinayah. Nabi Muhammad saw menikahi Aisyah ketika usia 6 tahun. dan berkumpul dengannya di Madinah pada bulan Syawal sekembali dari perang Badar tahun 2 Hijriyah, ketika dia berumur 9 tahun. Nabi meninggal ketika Aisyah berumur 18 tahun. Aisyah adalah seorang wanita yang paling luas ilmunya dan paling ahli di bidang fiqh. Diriwayatkan darinya sebanyak 120 hadits.[2]
Beliau meriwayatkan 2.210 hadits Al Bukhari dan Muslim menyepakati sejumlah 140 hadits. Beliau menerima hadits dari nabi saw dan dari pada sahabat. Diantaranya ialah ayahanda beliau sendiri, Umar bin Hamzah Ibn Al-Aslam, Sa’ad Ibn Abi Waqqash, Fatimah Az-Zahrah. Hadits-haditsnya diriwayatkan oleh banyak sahabat dan tabi’in. Sanadnya yang paling shahih adalah yang diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id dan Ubaidullah bin Umar bin Hafshir, dan Al-Qasim bin Muhammad. Menurut Az-Zuhry, Aisyah memiliki ilmu yang lebih unggul dibanding dengan istri rosul yang lain.
Aisyah adalah orang yang keempat diantara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat pada bulan ramadhan sesudah malakukan sholat witir pada tahun 58 H atau 688 M.[3]

E.     Keterangan Hadits
Apabila engkau menginginkan melakukan sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu. Apabila engkau mampu untuk mengerjakannya maka wajib bagimu di antaranya melakukan puasa apabila kita tidak mampu melakukannya maka berbukalah dan makanlah. Karena itu semua akan menambah kecintaan kita dan menunjukkan kesayangannya kepadanya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka akan dimulyakan dari kekurangannya. Dan sunah rosullah yang kita cari agar mendapatkan syafaatnya. Dan perintah – perintahnya itu yang harus kita jalankan.

F.     Aspek Tarbawi
Rosulullah SAW melarang kita untuk berlebih-lebihan dalam bekerja sampai-sampai lupa kepada diri sendiri, keluarga,  maupun orang lain seperti tamu, kerabat, saudara dan lain-lain. Seharusnya kita memperhatikan mereka semua karena sesungguhnya dari merekalah bantuan terdekat apabila mendapat musibah. Akan tetapi yang terjadi saat ini justru malah sebaliknya. Orang-orang sudah terlalu sibuk bekerja mencari nafkah sehingga lupa kalau sebenarnya masih punya keluarga, kerabat, saudara, dan tetangga. Seperti yang terjadi di kota-kota metropolitan, banyak sekali orang-orang yang brkerja dari pagi hari sampai larut malam  sehingga waktu untuk keluarga dan sekitar hampir semua tersita untuk bekerja.
Rosulullah juga menganjurkan kita untuk bersikap adil dalam memanfaatkan waktu. Bekerja sesuai dengan waktunya, berinteraksi dengan keluarga sesuai kebutuhannya, dan menggunakan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan kebutuhannya. Karena waktu yang sudah terlewatkan tidak akan kembali lagi. Alangkah baiknya dimulai dari sekarang kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya agar lebih adil antara waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga maupun waktu untuk kerabat  atau orang lain di sekitar. Dan untuk menambah keimanan kita supaya lebih bertakwa kepada allah.



PENUTUP

Di  dalam hadits ini mengajarkan manusia agar bisa membagi waktu dan kegiatannya sebaik mungkin. Boleh saja memenuhi kebutuhan diri sendiri asalkan tidak melupakan kebutuhan orang-orang disekitarkan, seperti keluarga, tamu, anak, istri, suami, tetangga, dan orang lain yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia tersebut.
Rasulullah juga mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam melakukan sesuatu, begitu pula dalam hal ibadah. Walaupun ibadah itu sangat dianjurkan, tapi bila tidak sesuai dengan kebutuhan dan menjadikan lupa terhadap orang-orang disekitarnya itu juga kurang baik.
Pada intinya hubungan manusia dengan dirinya itu memang sangat penting akan tetapi harus tetap melihat hal-hal disekitarnya, harus proporsional dalam melakukan kegiatan tanpa mengabaikan orang-orang yang berhubungan dengan kita.















DAFTAR PUSTAKA

Hafidz Bey Arifin. 1992. Tarjamah Sunan Abu Daud. Semarang: CV. Asy Syifa
Musthafa Al-Bugha dan Syikh Muhyiddin Mistu. 2007. Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Teungku Muhammad Hasby ash-Shiddieqi. 2009. Sejarah dan Pengantar  Ilmu Hadits. Semarang: PT. Pustaka Riski Putra

[1] Hafidz Bey Arifin, Tarjamah Sunan Abu Daud, (Semarang: CV.Asy Syifa’, 1992), hal.240
[2] Musthafa Al-Bugha dan Syikh Muhyiddin Mistu, Al-Wafi: Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007),  hal.470
[3] Teungku Muhammad Hasby ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar  Ilmu Hadits, (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2009), hal. 224-225

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bahasa Indonesia Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang paling penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya. Hal yang sangat menarik dan kurang mendapatkan perhatian bahwa dalam karya satra anak sebuah karya sastra adalah wujud pengungkapan dan representasi dari dunia, pikiran, perasaan, gagasan, ide serta ekspresi dari seorang anak. Dalam hal ini penelitian tentang wujud sarana retorika yang dilakukan pada puisi–puisi anak diharapkan bukan saja untuk dapat mengetahui jenis, pemanfaatan, serta fungsi sarana retorika Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sastra anak, maka makalah ini akan menjelaskan mulai dari pengertian, sifat, jakikat sast...

Hadis Media Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat atau media mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya alat atau media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi mempermudah jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Bukan pada masa modern saja, penggunaan media atau alat bantu pembelajaran juga sudah dikenal sejak masa Rasulullah yang mana beliau adalah sosok pendidik yang agung bagi umat manusia. Jika demikian adanya maka disini pemakalah akan membahas mengenai pengertian dari media pendidikan, macam-macam media pada masa Rasulullah serta perbandingannya dengan masa sekarang, dan manfaat menggunakan media pembelajara...

KEDUDUKAN IBADAH DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk (perbuatan) yang di cintai dan di ridhai oleh Allah dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret (nyata) dan yang abstrak (tidak nyata, tersembunyi). Ibadah sangat diperlukan untuk kehidupan ini terutama untuk seorang muslim. ibadah mempunyai ruang lingkup yang sangatlah luas. Serta dibalik setiap ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah pasti mempunyai hikmah dan rahasia untuk kemaslahatan umat itu sendiri. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan kedudukan dari ibadah dalam islam ? 2. Apa dasar ibadah? 3. Apa  saja prinsip ibadah ? 4. Apa hikmah serta rahasia ibadah ? C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan ibadah dalam islam 2. Untuk mengetahui dasar ibadah 3. Untuk mengetahui prinsip ibadah 4. Untuk mengetahui hikmah serta rahasia ibadah BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ibadah dan Kedudukannya Kata ibadah tera...