Langsung ke konten utama

KEDUDUKAN IBADAH DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk (perbuatan) yang di cintai dan di ridhai oleh Allah dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret (nyata) dan yang abstrak (tidak nyata, tersembunyi).
Ibadah sangat diperlukan untuk kehidupan ini terutama untuk seorang muslim. ibadah mempunyai ruang lingkup yang sangatlah luas. Serta dibalik setiap ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah pasti mempunyai hikmah dan rahasia untuk kemaslahatan umat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan kedudukan dari ibadah dalam islam ?
2. Apa dasar ibadah?
3. Apa  saja prinsip ibadah ?
4. Apa hikmah serta rahasia ibadah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan ibadah dalam islam
2. Untuk mengetahui dasar ibadah
3. Untuk mengetahui prinsip ibadah
4. Untuk mengetahui hikmah serta rahasia ibadah





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah dan Kedudukannya
Kata ibadah terambil dari kata ‘abada menurut bahasa artinya taat (bahasa arab, tha’at). Taat itu sendiri artinya patuh, tunduk dengan setunduk- tunduknya, artinya mengikuti semua perintah dan menjauhi semua larangannya . Makna asli dari ibadah itu menghamba, dapat pula diartikan sebagai bentuk perbuatan yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
Menurut Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya Fathu AL-Madjid mengatakan sebagai berikut :
الْعِبَأدَةُ اَسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَايُحِبُّهُ اللهُ ويَرْضَاهُ مِنَ اْلأَقْوَالِ وَاْلأَعْمَالِ الظَّاهِرَةِ وَاْلبَاطِنَةِ.
Artinya : Ibadah adalah konsep untuk semua bentuk ( perbuatan ) yang di cintai dan diridhai oleh Allah dari segi perkataan dan perbuatan yang konkret ( nyata ) dan yang abstrak ( tidak nyata, tersembunyi ) .
     Menurut Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al- Ubudiyah menjelaskan bahwa ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang disukai dan diridhoi Allah dalam bentuk ucapan dan perbuatan lahir dan batin seperti shalat puasa dan haji .
Sedangkan rasulullah menggambarkan ibadah sebagai sebuah pohon yang subur yang memiliki banyak cabang, buah dan berakar kuat, masing-masing cabang merupakan bagian yang tidak terpisahkan bahkan saling menguatkan baik dalam benytuk ibadah individual seperti sholat puasa maupun ibadah sosial yang kelihatan remeh seperti menghilangkan bahaya dalam jalan.
Makna ibadah secara umum ialah
اْلعِبَادَةُ اِسْمٌ جَامِعٌ لِمَا يُحِبُّهُ اللّهُ وَيَرْضَاهُ، قَوْلًا كَانَ أوْ فِعْلًا جَلِيًّاكَانَ اَوْخَفِيًا
Artinya : Ibadah meliputi segala yang disukai allah dan yang diridhoinya baik berupa perkataan maupun berupa perbuatan,  baik terang maupun tersembunyi.
     Secara umum pengertian ibadah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ibadah dalam pengertian umum dan ibadah dalam pengertian khusus . ibadah dalam pengertian umum ialah segala aktivitas jiwa dan raga manusia (makhluk, yang diciptakan) yang ditujukan kepada Allah (al-khaliq, sang maha pencipta), sebagai tanda ketundukan dan kepatuhan hamba tersebut kepada-Nya. Sedangkan ibadah dalam arti khusus ialah semua kegiatan ibadah yang ketentuannya telah digariskan leh nash- nash Al- Qur’an dan hadits yang ketentuan- ketentuan itu tidak boleh ditambah atau dikurangi atau diubah.
Kedudukan ibadah dalam islam menempati posisi yang paling tinggi dan penting serta menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Namun tujuan islam mendirikan ibadah bukanlah untuk  ibadah saja . ibadah dalam islam adalah semua perbuatan manusia yang diarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual maupun ibadah sosial.
B. Dasar Ibadah 
Sebagaimana dasar melakuakan  ibadah diatur dalam al- qur’an dan as sunnah seperti di bawah ini :
Dalam surat An – Nisa’ ayat 36
وَاعْبُدُوَااللهَ وَالَاتُشْرِكُوْابِه شَيْأً
Artinya : Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (Q.S An- Nisa : 36).



Surat az – Zariyat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنِّ وَاْلاِنْسَ اِلّاَ لِىَعْبُدُوْنِ
Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Q.S az- Zariyat : 56)
C. Prinsip ibadah
1.   Ikhlas, semata-mata mengharap ridha allah swt.
”Maka tidak diperintah kecuali untuk beribadah kepada allah, seraya mengikhlaskan dirinya dalam (menjalankan) islam, supaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat. Dan demikian itulah dia yang harus”(QS. Al-Bayinah:5) Rasulullah saw, bersabda, bahwa
sesungguhanya amal-amal itu hanya tergantung kepada niatnya...”
“Meninggalkan amal karena manusia adalah ria, sedang beramal karena manusia adalah syirk. Dan ikhlas menyelamatkan dari kedua penykit tersebut.”
2. Mahabbah dan tha’at (penuh rasa cinta dan tunduk)
Dan dianatara manusia ada orang- orang yang menyembah tandingan- tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah . adapun orang- orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah dan jika seandainya orang- orang yang berbuat zalim itu (yang dimaksud dengan orang yang berbuat zalim di sini ialah orang- orang yang menyembah selain Allah) mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat ) bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q.S Al-Baqarah:165)
3. Istiqomah
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, (istiqomah) sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah  kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia maha melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Huud: 112).

4. Iqtishad
Artinya di lakukan berdasarkan fitrah, sesuai dengan kapasitas dan tidak memisahkan antara yang satu denga yang lain. 
D. Hikmah rahasia Ibadah
1. Pengertian Hikmah
Hikmah ialah illah- illah atau rahasia-rahasia yang berdasar akal yang ada persesuaian antaranya dengan Hukum.
2. Tak ada ibadah yang kosong dari hikmah
Jika kita teliti lebih dalam lagi tiap- tiap ibadah di dalam syariat islam tiadalah ibadah yang kosong dari hikmah.
Kelirulah manusia yang memandang bahwa ibadah-ibadah itu tidak mengandung hikma dan maslahah untuk keikan haba, dan bahwa hamba di perintahkan melaksanakannya semata-mata untuk membuktikan kehambaannya.
Tak dapat di ragukan bahwa tiap-tiap hukum syar’i mengandung suatu kemaslahatan antara amal dengan pembalasannya ada persesuaian. Dan bukanlah ibdah itu emata-mata ujian untuk menguji patuh tidaknya kita.
3. Bukti adanya hikmah ibadah
a. Shalat disyariatkan untuk mengingatkan kita kepada allah dan untuk bermunajat kepada-Nya.
b. Zakat disyariatkan untuk mengikis kekikiran dan untuk mencukupkan kebutuhn para fuqara dan masakin
c. Puasa disyariatkan untuk mematahkan dorongan nafsu dan untuk menyiapkan kita bertakwa kepada allah.
d. Haji disyariatkan untukmemuliakan syiar-syiar agama.
e. Hudud atau hukuman-hukuman had dan kafarat disyraiatkan untuk mempertakutkan manusia dari mengerjakan kmaksiatan.
f. Memfardhukan jihad untuk kebenaran islam
g. Memfardhukan qishas untuk memelihara darah
h. Memfardhukan kita dari menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan untuk memelihara akal. Dan masih banyak lagi hikmah dari suatu ibadah.























BAB III
KESIMPULAN
     Makna ibadah secara umum dapat masuk ke dalam ibadah segala rupa hukum, baik yang dipahamkan maknanya, maupun yang tidak, baik yang berkaitan dengan anggota, maupun dengan lidah ataupun dengan hati.
Sebagaimana ibadah mempunyai makna yang umum, maka muamalah punmempunyai makna yang umum pula . bahwa berbagai hukum dapat dimasukkan ke dalam muamalah.













DAFTAR PUSTAKA
Ramli. 2003. Memahami Konsep Dasar Islam, Semarang: UPT MKU UNNES
  Nata, abuddin. 2008. Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Fiqih Ibadah, Bandung: ANGKASA
Hamid, Abdul. 2009. Fiqih Ibadah, bandung: PUSTAKA SETIA
Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Tengku. 2000. Kuliah Ibadah, Semarang: PUSTAKA RIZKI PUTRA
Anwar, Syahrul. 2010. Ilmu Fiqh dan  Ushul Fiqh, Bogor: GHALIA INDONESIA

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Bahasa Indonesia Sastra Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra anak merupakan salah satu wujud dari karya sastra, wujud pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahannya, yaitu bahasa. Dalam pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Yang paling penting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi yang hadir bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya. Hal yang sangat menarik dan kurang mendapatkan perhatian bahwa dalam karya satra anak sebuah karya sastra adalah wujud pengungkapan dan representasi dari dunia, pikiran, perasaan, gagasan, ide serta ekspresi dari seorang anak. Dalam hal ini penelitian tentang wujud sarana retorika yang dilakukan pada puisi–puisi anak diharapkan bukan saja untuk dapat mengetahui jenis, pemanfaatan, serta fungsi sarana retorika Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sastra anak, maka makalah ini akan menjelaskan mulai dari pengertian, sifat, jakikat sast...

Hadis Media Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat atau media mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya alat atau media tersebut dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena dapat membuat pemahaman murid lebih cepat pula. Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi mempermudah jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Bukan pada masa modern saja, penggunaan media atau alat bantu pembelajaran juga sudah dikenal sejak masa Rasulullah yang mana beliau adalah sosok pendidik yang agung bagi umat manusia. Jika demikian adanya maka disini pemakalah akan membahas mengenai pengertian dari media pendidikan, macam-macam media pada masa Rasulullah serta perbandingannya dengan masa sekarang, dan manfaat menggunakan media pembelajara...